RSS

KEAJAIBAN ANGKA DALAM AL QUR’AN

Maha suci Allah yang telah menurunkan AL Qur’an sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi manusia dengan segala keteraturan dan kecermatan huruf per hurufnya. Allah berfirman (وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ) (Q.S. An Nahl 89).
Sejak kurang lebih tiga puluh tahun belakangan muncul ketertarikan sebagian intelektual muslim untuk mengkaji sisi bilangan yang terkandung di dalam Al Qur’an. Disusunnya kitab Al Mu’jam Li Alfadhil Qur’an rupanya merupakan tonggak awal dari keetertarikan para intelektual muslim terhadap kajian ini. Buku ini mencoba melihat setiap kata di dalam Al Qur’an dari sisi berapa banyak kata tersebut diulang dalam Al Qur’an.
Melalui buku ini, terlihat berbagai hal yang menarik untuk direnungkan dan dicermati lebih seksama. Salah satu contohnya adalah kata Syahr yang berarti bulan. Kata ini oleh Allah diulang dalam Al Qur’an sebanyak 12 kali, sebagai penanda bahwa jumlah bulan dalam satu tahun jumlahnya memang 12 bulan. Bukan hanya itu, kata yaum yang berarti hari, oleh Allah diulang sebanyak 365 kali. Jumlah ini juga sejalan dengan hitungan hari dalam satu tahun yakni 365 hari.
Orang barangkali bisa mengatakan, ini hanya sebuah kebetulan saja yang bisa terjadi pada hal-hal yang lain. Akan tetapi jika menyaksikan banyak hal menarik dalam Al Qur’an seputar angka barangkali anggapan tersebut sangat tidak bisa ditemukan kebenarannya.

Pada tulisan ini kami akan paparkan berbagai hal yang berhubungan dengan keajaiban angka di dalam Al Qur’an
1.      Keesaan Allah
Allah adalah Dzat yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Di dalam Al Qur’an Allah menyebut secara spesifik lafdzul jalalah (الله) melebihi nama-nama yang lain. Bahkan nama ini adalah nama yang paling banyak muncul dalam Al Qur’an, yakni sebanyak 2699 kali. Jumlah ini tidak termasuk penyebutan nama-namaNya yang lain seperti Ar Rahman, Ar Rahim, dan nama-nama yang lain yang tergabung dalam Asma’ul Husna. Jika nama-namaNya dihitung keseluruhan, maka jumlahnya pasti lebih banyak lagi.
Hal yang sungguh menakjubkan dari angka diatas, bahwa angka 2699 adalah termasuk dalam kategori bilangan prima yang pembagiannya hanya habis bila dibagi dengan angka 1. Kenyataan ini menunjukkan bahwa Allah Maha Esa, tidak ada yang dapat menyerupai dan menyekutui-Nya.
2.      Luas Darat dan Lautan
Para ahli menyebutkan bahwa perbandingan antara luas lautan (termasuk di dalamnya sungai) dan daratan dilihat dari luas bola dunia adalah berbanding kisaran 70% dan 30%. Artinya luas lautan adalah 70% dan daratan adalah 30%. Sekarang mari kita lihat bagaimana Allah memberikan isyarah teradap hal ini. Allah SWT. menyebut kata bahru di dalam Al Qur’an sebanyak  33 kali, sementara itu untuk barru dan yang semakna dengan itu sebanyak 13 kali (perlu penjelasan tentang kata Barru dari redaksi Musa (albahru yabasa, Thoha 77). Jika kita gabung keduanya, maka hasilnya adalah 46.
Selanjutnya apabila dihitung secara prosentasi, prosentase angka 33 dari 46, maka jumlahnya adalah kurang lebih 71%. Sementara itu prosentase 13 dari 46 adalah kurang lebih 29%. Jumlah yang ditunjukkan Al Qur’an ini seakan ingin membuktikan akan kebenaran Al Qur’an bila disejajarkan dengan temuan para ahli tentang luas daratan dan lautan. Demikian juga, apabila kita perhatikan komposisi tubuh manusia, sesuai dengan teori kedokteran, akan didapati bahwa perbandingan antara cairan dan non cairan (benda padat) adalah kisaran 70% untuk cairan dan kisaran 30% untuk benda padat.
3.      Pertemuan matahari dan bulan
Para ahli astronomi mengatakan bahwa matahari dan bulan dalam rentangan waktu 19 tahunan akan bertemu, dimana hal itu disebut dengan gerhana matahari total. Pertemuan ini, sering disebut dengan siklus Metonic Cycle. Allah SWT di dalam Al Qur’an banyak menyebut kata al syam (matahari) dan al qamar (rembulan). Dua kata tersebut terkadang dinyatakan secara sendirian, namun pada kesempatan lain dinyatakan secara beruntun dalam satu kalimat. Seperti ayat (وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ) (Q.S. Ibarahim 33) atau dalam redaksi lain(وَمِنْ آَيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ)  (Q.S. Fussilat 37) dan ayat-ayat sejenis lainnya. Khusus untuk redaksi dimana kata Al Syams dan Al Qamar berada dalam satu ayat, Allah menyebutnya sebanyak 19 kali dalam Al Qur’an.  Diakui atau tidak fakta Al Qur’an menunjukkan yang demikian. Salah satu hikmah yang bisa ditarik dari fakta adalah Dia lah Allah yang menciptakan matahari dan bulan serta mempertemukan keduanya dalam rentangan waktu 19 tahunan.    
4.      Sejarah Ashabul Kahfi
Di dalam Al Qur’an, ayat mengisahkan ada segolongan anak muda yang lari ke dalam sebuah gua sebagai bentuk ketidakmauan mereka bergabung dalam pemerintah yang dholim dan rakus. Segolongan anak muda tersebut selanjutnya disebut dengan Ashabul Kahfi, sedangkan surat yang mengisahkannya disebut dengan surat Al Kahfi yang berarti gua.
Dalam kisah Ashabul Kahfi, Allah menidurkan mereka di dalam gua selama 309 tahun. Angka ini, bila dicermati dengan seksama dari redaksional cerita yang mengiringinya akan membuat kita semakin yakin bahwa Al Qur’an bukanlah kitab biasa yang dikarang oleh Muhammad, akan tetapi ia adalah wahyu dari Allah.
Apabila diamati dari alur ceritanya, kisah tentang ashabul kahfi ini dimulai dengan redaksi labitsu yang berarti tinggal/menempati. Sementara itu, kata labitsu muncul pertama kali pada surat Al Kahfi ayat ke 12,  (وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِئَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا) kemudian kata tersebut muncul terakhir pada ayat ke 25, (ثُمَّ بَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَى لِمَا لَبِثُوا أَمَدًا). Yang manakjubkan dari komposisi ini bahwa jumlah kata yang berada antara labitsu pada ayat ke 12 sampai labitsu pada ayat ke 25 jika dihitung jumlahnya adalah 309 kata. Bilangan ini sudah barang tentu sama dengan jumlah tahun dimana ashabul kahfi ditidurkan didalam gua.  
Dari keempat contoh kecil diatas, semuanya mengantarkan kita semakin yakin bahwa fenomena-fenomena angka ini bukanlah sesuatu yang terlahir secara kebetulan. Akan tetapi hal itu tercipta by desain oleh Allah yang maha teratur. Dan yang demikian itu akan sulit kita temukan pada kitab-kitab suci, dan buku-buku manapun selain  Al Qur’an. Karena itu, masihkah kita bertanya apakah ini semua adalah sesuatu kebetulan? 


sumber : http://munjinasih.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar