Penyadapan atau spionase merupakan hal yang biasa dari dulu. Hal
tersebut sudah menjadi maklum dalam dunia hubungan Internasioal.
Indonesia pun melakukannya.
Demikian disampaikan pengamat
Hubungan Internasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Ganewati Wulandari, di Jakarta, tadi malam.
"Indonesia bahkan
sampai mengirim staf dari Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) ke negara
Republik Kepulauan Fiji. Fiji adalah sebuah negara kepulauan di selatan
Samudra Pasifik. Itu negara kecil, ngapain coba?" ungkap Ganewati
Makanya,
kata Ganewati, sudah menjadi praktik umum di semua negara bahwa di
setiap kedutaan besar itu ada perwakilan dari intelijen.
Ganewati
pun mengatakan agar Pemerintah mengambil sisi positif dari penyadapan
yang dilakukan Amerika Serikat dan Australia. Misalnya dengan pembenahan
di internal sendiri agar informasi-informasi yang bersifat rahasia
tidak bocor. "Kita menangkal dengan meningkatkan kemampuan kita
kapabilitas kita sendiri," demikian Ganewati.
Atas desakan
berbagai pihak agar Indonesia memutuskan hubungan diplomatik kepada
Amerika Serikat dan Australia, Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri,
Teuku Faizasyah menegaskan masih terlalu dini jika membicarakan
pemutusan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan Australia. Saat
ini pemerintah sendiri pun sudah memanggil duta besar kedua negara
tersebut.
"Yang disebutkan presiden kita harus terukur yaitu
langkah yang jelas. Pemanggilan duta besar adalah wujud ekspresi serius.
Kalau suatu negara sudah dipanggil duta besarnya menyampaikan
ketidaksenangan, dalam adab tata hubungan antarnegara adalah ekspresi
yang sangat jelas," ujar Faizasyah kepada wartawan di Jakarta, tadi
malam.
Menurut Teuku, terukur dan sikap tegas adalah sikap
berbeda. Memutuskan hubungan diplomatik adalah tindakan yang agak
ekstrim. Era sudah berubah, kata Faizasyah. Kini, yang harus
diperhatikan adalah pragmatisme.
"Kita tak hanya bicara soal
realisme politik atau idealisme tapi juga mencari pragmatisme dalam
hubungan jangka panjang," katanya lagi.
Bersikap pragmatisme yang
dimaksud Faizasyah adalah mengukur diri sendiri, apa yang dimiliki, dan
kekurangan apa yang perlu ditingkatkan dalam kerja sama.
Tapi
terkait penyadapan tersebut, Faizasyah mengaku pihaknya belum mendapat
laporan dari Badan Intelijen Negara mengenai kerugian yang diderita
Indonesia.
sumber : http://www.waspada.co.id
Indonesia juga sadap negara lain?
Diposting oleh
Unknown
on Rabu, 12 Februari 2014
Label:
pengetahuan umum
0 komentar:
Posting Komentar